Rabu, 16 Januari 2013

DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP KEMAJUAN IPTEK

DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP KEMAJUAN IPTEK

A. Latar Belakang

Kita ketahui bahwa sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman dan sebagainya. Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang menggunakan akalnya dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya.
Pada satu sisi, perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis, Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia. Ringkas kata kemajuan IPTEK yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. Sumbangan IPTEK terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa IPTEK mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia.
Kalaupun teknologi mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti teknologi sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan . Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena iptek tidak pernah bisa menjadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah manusia. 

B. Rumusan masalah

Berpijak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah : Apakah dampak dari teknologi terhadap kehidupan manusia?

C. Tujuan Penulisan

A. Makalah ini dapat menjadi acuan dalam tentang teknologi dan  pemanfaatannya.
B. Dapat mengetahui manfaat teknologi dalam berbagai bidang
C. Dapat mengetahui dampak negatif dari perkembangan teknologi




BAB II

PEMBAHASAN

Perkembangan dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan. Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia. Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena itu iptek tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan.
Dampak positif dan dampak negative dari perkembangan teknologi dilihat
dari berbagai bidang:


1. Bidang Informasi dan komunikasi

Dalam bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang sangat pesat. Dari kemajuan dapat kita rasakan dampak positipnya antara lain:
a) Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui internet
b) Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone
c) Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah. Dan lain-lain
Disamping keuntungan-keuntungan yang kita peroleh ternyata kemajuan kemajuan teknologi tersebut dimanfaatkan juga untuk hal- hal yang negatif, antara lain:
a) Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas)
b) Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan fihak tertentu untuk tujuan tertentu
c) Kerahasiaan alat tes semakin terancam Melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara langsung dari internet.
d) Kecemasan teknologi Selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer. Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam komputer inilah beberapa contoh stres yang terjadi karena teknologi. Rusaknya modem internet karena disambar petir.

2. Bidang Ekonomi dan Industri
Dalam bidang ekonomi teknologi berkembang sangat pesat. Dari kemajuan teknologi dapat kita rasakan manfaat positifnya antara lain:

a) Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi
b) Terjadinya industrialisasi
c) Produktifitas dunia industri semakin meningkat
Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Investasi dan reinvestasi yang berlangsung secara besar-besaran yang akan semakin meningkatkan produktivitas dunia ekonomi. Di masa depan, dampak perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin penting. Tanda-tanda telah menunjukkan bahwa akan segera muncul teknologi bisnis yang memungkinkan konsumen secara individual melakukan kontak langsung dengan pabrik sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara langsung dan selera individu dapat dipenuhi, dan yang lebih penting konsumen tidak perlu pergi ke toko.
d) Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki. Kecenderungan perkembangan teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan mengalami perubahan yang cepat. Akibatnya, pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan skill sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut.
e) Di bidang kedokteran dan kemajauan ekonomi mampu menjadikan produk kedokteran menjadi komodit
Meskipun demikian ada pula dampak negatifnya antara lain;
a) Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan
b) Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental "instant".

3.Bidang Sosial dan Budaya

Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat
a. Perbedaan kepribadian pria dan wanita.
Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin menonjol. Data yang tertulis dalam buku Megatrend for Women:From Liberation to Leadership yang ditulis oleh Patricia Aburdene & John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita dalam kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak wanita yang memasuki bidang politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur, menteri, dan berbagai jabatan penting lainnya.
b. Meningkatnya rasa percaya diri
Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu bangsa akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia.
c. Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras
Meskipun demikian kemajuan teknologi akan berpengaruh negatip pada aspek budaya:
d. Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi "kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani".
e. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin lemahnya kewibawaan tradisi- tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.
f. Pola interaksi antar manusia yang berubah
Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.

4. Bidang Pendidikan

Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara lain:
a) Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.
b) Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.
c) Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka Dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet dan lain-lain.
Disamping itu juga muncul dampak negatif dalam proses pendidikan antara lain:
(a) Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk.. Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui internet tersebut.
(b) Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal. Kita tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga mencetak generasi yang berepngetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contonya dengan ilmu komputer yang tingi maka orang akan berusaha menerobos sistem perbangkan dan lain-lain.

5.Bidang politik

a) Timbulnya kelas menengah baru
Pertumbuhan teknologi dan ekonomi di kawasan ini akan mendorong munculnya kelas menengah baru. Kemampuan, keterampilan serta gaya hidup mereka sudah tidak banyak berbeda dengan kelas menengah di negara-negera Barat. Dapat diramalkan, kelas menengah baru ini akan menjadi pelopor untuk menuntut kebebasan politik dan kebebasan berpendapat yang lebih besar.
b) Proses regenerasi kepemimpinan.
Sudah barang tentu peralihan generasi kepemimpinan ini akan berdampak dalam gaya dan substansi politik yang diterapkan. Nafas kebebasan dan persamaan semakin kental.
c) Di bidang politik internasional, juga terdapat kecenderungan tumbuh berkembangnya regionalisme. Kemajuan di bidang teknologi komunikasi telah menghasilkan kesadaran regionalisme. Ditambah dengan kemajuan di bidang teknologi transportasi telah menyebabkan meningkatnya kesadaran tersebut. Kesadaran itu akan terwujud dalam bidang kerjasama ekonomi, sehingga regionalisme akan melahirkan kekuatan ekonomi baru.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan.
Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi- inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun manusia tiudak bisa menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia.
Oleh karena itu untuk mencegah atau mengurangi akibat negatif kemajuan teknologi, pemerintah di suatu negara harus membuat peraturan- peraturan atau melalui suatu konvensi internasional yang harus dipatuhi oleh pengguna teknologi.


Teknologi Informatka

Dampak Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Era Globalisasi

Pada Era Globalisasi seperti sekarang ini, tuntutan akan kemajuan teknologi terutama di bidang informasi dan telekomunikasi sangatlah penting. Hal ini didasari karena kebutuhan akan teknologi sangat mendesak sehingga perlu adanya kemajuan yang signifikan.

Perkembangan teknologi inilah yang telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Begitupun dengan berbagai penemuan baru tentang aneka kemajuan komputer yang seolah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Kemajuan teknologi inilah yang telah kita capai sekarang yang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.


Bagi masyarakat sekarang, teknologi informasi dan komunikasi merupakan suatu kebutuhan. Pengembangan teknologi dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara banyak orang bahkan memuja teknologi karena kecanggihannya. Teknologi diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan berbagai kebutuhan yang lain. Pengaruh teknologi terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidak dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Kalaupun teknologi mampu mengungkap semua rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti teknologi selalu benar.




Dampak positif dan dampak negative dari perkembangan teknologi dilihat dari berbagai bidang. Dari kemajuan ini kita dapat rasakan dampak positifnya antara lain:

a. Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru melalui internet

b. Kita dapat berkomunikasi dengan siapaun, kapanpun dan dimanapun melalui hp maupun internet

c. Kita tidak perlu lelah untuk membeli sesuatu karena sudah ada layanan intenet yng menyediakan berbagai kebutuhan hidup kita dan berbagai manfaat lain yang sangat berguna untuk kita.



Disamping keuntungan-keuntungan dapat kita peroleh, ternyata kemajuan kemajuan teknologi tersebut dimanfaatkan oleh segelintir orang yang tak bertanggung jawab untuk hal-hal yang negatif, antara lain:

a. Pemanfaatan jasa informasi dan telekomunikasi oleh jaringan teroris (berbagai media massa)

b. Penggunaan informasi dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan oleh fihak tertentu untuk tujuan tertentu

c. Membuat orang cinderung lupa waktu

d. Memudahkan fihak tertentu dalam melakukan kejahatan di dunia maya ( cyber crime)



PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DAN KOMUNIKASI DALAM ERA GLOBALISASI

PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DAN KOMUNIKASI DALAM ERA GLOBALISASI
Kita ketahui bahwa sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman dan sebagainya. Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang menggunakan akalnya dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Pada satu sisi, perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis, Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia. Ringkas kata kemajuan IPTEK yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. Sumbangan IPTEK terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa IPTEK mendatangkan kerusakan dan kesengsaraan bagi manusia. Kalaupun teknologi mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti teknologi sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan . Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena iptek tidak pernah bisa menjadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah manusia.

 Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah “teknologi belum digunakan. Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia. Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai” keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia” Pengertian teknologi secara umum adalah:
1.proses yang meningkatkan nilai tambah
2.produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja 3.Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan digunakan Sedangkan dampak adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh sesuatu . Jadi dampak teknologi adalah akibat yang ditimbulkan oleh suatu teknologi, bisa akibat baik bisa juga akibat buruk dalam kehidupan manusia. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif. 

Perkembangan dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan. Begitupun dengan ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia. Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena itu iptek tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan. Dampak positif dan dampak negative dari perkembanganteknologi dilihat dari berbagai bidang:
1. Bidang Informasi dan komunikasi Dalam bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang sangat pesat. Dari kemajuan dapat kita rasakan dampak positipnya antara lain:
a. Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui internet
b. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone
c. Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah. Dan lain-lain Disamping keuntungan-keuntungan yang kita peroleh ternyata kemajuan kemajuan teknologi tersebut dimanfaatkan juga untuk hal-hal yang negatif, antara lain:
a. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas)
b. Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan pihak tertentu untuk tujuan tertentu
c. Kerahasiaan alat tes semakin terancam,melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara langsung dari internet.
d. Kecemasan teknologi,selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer. Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam komputer inilah beberapa contoh stres yang terjadi karena teknologi. Rusaknya modem internet karena disambar petir.  
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

pembangunan ekonomi indonesia


Pembangunan Ekonomi Indonesia Saat Ini, Konsep vs Implementasi
Setahun sudah MP3EI ( Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) direalisasikan. Satu bentuk perencanaan utama yang muncul di bulan Mei tahun 2011 atas inisiatif Kementerian Koordinator Perekonomian dalam rangka meningkatkan pembangunan Ekonomi Indonesia. Berbagai tanggapan positif dan negatif muncul dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa.
Sejak dulu semua orang tahu, bahwa negara kita sudah punya blueprint pembangunan yang secara konsep dan teori sudah benar secara ilmiah, dari sejak dulu konsep Repelita yang begitu didengungkan di zaman orde baru, hingga kini berganti menjadi Rencana Pembangunan jangka Menengah maupun Panjang. Kemudian datanglah MP3EI, Pro kontra seketika muncul didalamnya, banyak yang meragukan ini hanya menjadi sekeder dokumen perencanaan bentuk lain yang hanya akan menjadi dokumen di atas kertas lainnya yang menemani dokumen perencaan sentral lainnya yang sudah lebih dahulu muncul seperti Rencana Tata Ruang Nasional, Rencana Pembangunan Nasional,dan lain-lainnya yang begitu baik,ideal, dan menjanjikan.
Harus diakui semua dokumen yang telah dibuat sebelumnya, begitu lemah dalam implementasi. Para pelaksana di daerah dan lapangan begitu kebingunan bahkan mengindahkan dokumen-dokumen yang telah memiliki kekuatan hukum tetap tersebut. Banyak yang skeptis, rencana-rencana ini tidak realistis, sulit dicapai, utopis, dan tidak berpengaruh apa-apa.
MP3EI menawarkan salah satu bentuk implementasi dalam tataran skala nasional, bagaimana Rencana Pembangunan dan Rencana Tata Ruang yang ada bukan untuk saling bertindihan, namun menjadi pelengkap dari Rencana-rencana strategis tersebut dalam hal implentasi dan mendetailkan tahapan-tahapan pembangunan yang ada. Bukan hanya menjadi dokumen normatif namun juga implementatif bagi pembangunan yang ada, khusunya mengenai infrastuktur yang dapat menjadi panduan bagi pengambil kebijakan di daerah serta investor-investor yang ada.
Percepatan, Pertumbuhan Global dan Perkembangan Ekonomi Nasional
Mengapa harus percepatan? Saat ini kita terus berpacu dengan persaingan global yang semakin terbuka, perdagangan bebas dan kemajuan teknologi informasi menuntut kita untuk terus berpacu dalam membangun perekonomian. Semenjak negara kita dilanda krisis ekonomi 1998, perekomian kita jatuh, ditinggalkan para investor dan stabilitas keamanan,sosial,investasi yang sangat rawan digoyang. Kemudian seiring bangkitnya perekonomian kita kembali, tidak cukup kita hanya bangkit karena disaat yang sama negara-negara lain terus berkembang. Diperlukan usaha lebih untuk menjadikan negara kita kembali menjadi Macan Asia, bahkan dunia.
Mau tidak mau, pro maupun kontra dengan konsep yang dibawa MP3EI ini menawarkan sesuatu yang sedikit banyak memberikan perubahan yang signifikan dibandingkan dengan konsep lama yang diterapkan di Inonesia,yaitu Trickle Down Effect dimana menciptakan pusat pertumbuhan sentralistik yang terus dikembangkan yang tadinya diharapkan akan memberikan efek tetesan-tetesan perkembangan ekonomi ke orde yang lebih rendah, kemudian begitu seterusnya tetesan ini akan sampai pada orde terendah. Namun kenyataannya tetesan ini menetes begitu lambat, bahkan sudah habis atau tidak sampai pada orde terendah karena terlalu ideal dan memakan proses yang panjang. Sementara kita harus terus berpacu dengan pertumbuhan global yang terus mendesak kita untuk terus bersaing. 
MP3EI menawarkan babak baru yang menjanjikan, percepatan dilakukan dalam berbagai hal. Percepatan ini dibangun melalui industrialisasi yang spesifik, industriailisasi dalam hal ini adalah bagaimana membangun economic base yang mampu mengolah dan memberi nilai tambah bagi setiap sumber daya yang dianggap strategis bagi masing-masing kawasan. Sehingga economic base ini akan menjadi faktor kunci yang kemudian akan mampu menarik economic non base yang berfungsi sebagai pendukung dari base itu sendiri. Misalnya industri pertanian yang akan dikembangkan di sulawesi, akan menjadi economic base yang kemudian akan mengenerate perekonomian pendukung (non basic) seperti kebutuhan akan industri pembuatan mesin pertanian, pupuk, pengangkutan, hingga perdagangan kebutuhan dasar dari pekerjanya. Industri pariwisata di kawasan Bali Nusa Tenggara, diharapkan mampu mengenerate ekonomi masyarakat lokal melalui kegiatan penyedian industri terkait seperti hotel, transportasi, rumah makan, sampai pada tergeraknya perekonomian mikro seperti pembuatan souvenir lokal khas yang dilakukan oleh penduduk setempat.    
Setahun berjalan, MP3EI mampu menarik dan mempercepat investasi baik yang berupa investasi dalam bentuk infrastuktur maupun sektor rill.Selama setahun 39 proyek infrastuktur bernilai Rp 195,9 Triliun berhasil dijalankan. Sementara investasi di sektor riil sejumlah 50 proyek bernilai Rp 294,8 Triliun di seluruh enam koridor yang ada. Hal ini tentunya memberi angin positif bagi perekonomian nasional, beberapa dampak yang sudah mulai dapat dirasakan adalah semakin meningkatkan daya beli dan proporsi penduduk kelas menengah di Indonesia yang semakin besar. 
Perluasan, Pemerataan, Desentralisasi Ekonomi
Pembangunan ekonomi nasional, tentunya tidak lepas dengan apa yang disebut dengan pemerataan. Isu ketimpangan antar daerah, Jawa-non Jawa merupakan isu hal yang sudah kita lama ketahui bersama. Bagaimana kemudian daerah-daerah perbatasan hanya menjadi daerah terluar bukan daerah terdepan, ibarat teras dan ruang tamu negara yang harusnya menjadi perhatian utama bukan dianggap sulit dijangkau dan hampir menjadi bagian negara tetangga atau bahkan menyatakan siap merdeka.
MP3EI menawarkan apa yang disebut dengan pemerataan, perluasan, serta desentralisasi bagi daerah untuk membuka investasi sebesar-besarnya sesuai dengan potensi sumber daya yang dimilikinya. Enam koridor ekonomi yang mencakup di kawasan-kawasan yang secara geopolitik berdekatan diharapkan mampu memberikan pemerataan yang kita harapkan. Daerah perdesaan di Kalimantan akan diarahkan mandiri secara ekonomi dengan sumberdaya pertambangan melimpah yang dimilikinya, inventasi infrastruktur dan sektor riil akan menjadi faktor penarik dan pendorong yang fundamental bagi pembangunan ekonomi di koridor tersebut.
Disamping itu perluasan ini secara mikro tentunya akan menarik peluang kerja dari proyek-proyek pembangunan yang dijalankan, pengangguran akan mampu dikurangi secara signifikan baik secara langsung maupun menjadi kegiatan perekonomian sekunder yang muncul dari proyek pembangunan ekonomi yang ada. Hal ini tentunya kemungkinan secara makro akan meningkatkan pendapatan perkapita dari Indonesia disamping Produk Domestik Bruto yang akan semakin tinggi dan kuat karena memiliki fondasi produksi industri yang kuat.     
Jika kita cermati perjalanan satu tahun MP3EI dalam hal perluasan, dari 39 proyek infrastuktur yang ada, 12 proyek di Sumatera, 17 proyek di Jawa, 4 proyek di Kalimantan, 2 proyek di Sulawesi, 3 proyek di Bali-NTT, dan I proyek di Papua-Maluku. Sementara di sektor rill, 14 proyek di Sumatera, 19 proyek di Jawa, 4 proyek di Kalimantan, 7 proyek di Sulawesi, 3 proyek di Bali-NTT, serta 3 proyek di Papua-Maluku. Hal ini menunjukan pemerintah saat ini cukup serius menanggapi pemerataan di sektor ekonomi.
Kompas Sudah Tepat, Kapal Mulai Berlayar
Memang tentu ada berbagai evaluasi yang muncul selama keberjalanannya, tapi konsep keseluruhan yang dibawa tidak perlu disangsikan lagi. Saat ini kita dibutuhkan, khususnya generasi muda dalam mewujudkan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi itu sendiri. Realisasi adalah kuncinya, dan yang menjadi kelemahan bangsa kita terbesar saat ini. Seringkali kita tidak mampu menghubungkan jembatan antara konsep dan realisasi. Bagaimana pun nantinya modifikasi konsep yang dikembangkan ini, yang harus kita cermati adalah bagiamana MP3EI ini benar-benar mempercepat pembangunan ekonomi tetapi tetap menguatkan posisi tawar negara kita sendiri terhadap investor swasta maupun asing yang ada, misalnya dengan tetap memperkuat BUMN, perlindungan tenaga kerja, maupun sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungan investasi asing dengan menguatkan investasi dalam negeri. Serta perluasan yang ada saat ini lebih perlu diperhatikan lagi wilayah timur, karena jika dibandingkan wilayah barat masih cukup jelas ketimpangan yang terlihat.
Secara filosofis, teoritis, maupun praktek di lapangan selama setahun terakhir, MP3EI memiliki akar yang kuat, pohonnya mulai tumbuh dengan subur serta buah dan bunganya mulai bermekaran. Ibarat kapal yang akan berlayar, bahan bakar, logistik, dan kru sudah mulai berlayar ke tujuan dengan kompas yang tepat. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mendukung program ini. Hanya bagaimana keuletan dan konsistensi dukungan dari seluruh pihak untuk mensukseskan dan mengawal realisasi program ini. Jadi, pertanyaannya sekarang adalah kenapa kita harus takut dan menatap kebelakang saat terus berjalan kedepan?

CARA BELAJAR SISWA AKTIF (CBSA)






PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jika ditinjau dari perkembangan dan pertumbuhan seseorang, maka makin terlihat jelas bahwa hidup seseorang di dalam lingkungan yang berbudaya, itu merupakan perjuangan dari seseorang individu dengan hak azazi manusiawi dalam menyatakan dirinya, dan makhluk yang berkehendak menurut dirinya sendiri. Semakin aktif dia memberikan kontribusi kepada lingkungan sosialnya, makin ia menjalin ikatan dan menerima norma dari lingkungan sosialnya, maka makin ia meningkatkan aspirasi-aspirasinya dalam mempersoalkan kepentingan untuk mencapai cita-citanya dalam mewujudkan diri (selfactualization), yang mengacu pada kemandirian.
Mendidik pada hakikatnya merupakan bantuan untuk mencapai perkembangan dalam mewujudkan dirinya tanpa mengabaikan lingkungannya. Seorang manusia yang seutuhnya harus mencakup kemandirian seseorang dan kemampuan untuk ikut bertanggung jawab terhadap penbangunan bangsanya.
Dari hal tersebut dapat kita tahu bahwa objek pendidikan sekaligus menjadi subjek dan perilaku dari kegiatan pendidikan tersebut. Yang nantinya subjek pendidikan tersebut mampu berpikir mandiri yang menuntut interaksi dalam kehidupan lingkungan maupun di dalam kelas yang tidak semata-mata merupakan pemberian informasi searah dan menyimak tanpa ada kegiatan untuk mengembangkan secara kreatif ide maupun sikap dan keterampilan secara mandiri. Di sinilah terlihat pentingnya sebuah pendekatan belajar yang mampu membuat siswa untuk aktif dalam sebuah pembelajaran agar pembelajaran tersebut menjadi pembelajaran yang bermakna.

B.      Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan penulis bahas dalam makalah ini. Masalah tersebut meliputi:
  1. Apakah pengertian pendekatan CBSA?
  2. Apa karakteristik, inti dan kerangka CBSA?
  3. Apa keunggulan penggunaan CBSA dalam pembelajaran?
  4. Apa rambu-rambu penyelenggaraan CBSA?
  5. Bagaimana penerapan dan langkah-langkah pelaksanaan CBSA dalam pembelajaran?
  6. Bagaimana strategi agar peserta didik terlibat secara langsung dalam pembelajaran?
  7. Bagaimana contoh cara pembelajaran aktif?
  8. Apa konsekuensi penggunaan pembelajaran aktif (pembelaran berpusat pada siswa)?

C. Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut kami berharap pembaca dapat mencapai tujuan sebagai berikut:
  1. Untuk mendeskripsikan pengertian CBSA.
  2. Untuk menjabarkan karakteristik, inti dan kerangka CBSA.
  3. Untuk menjabarkan  keunggulan penggunaan CBSA dalam pembelajaran.
  4. Untuk menjelaskan rambu-rambu penyelenggaraan CBSA.
  5. Untuk menjabarkan penerapan dan langkah-langkah pelaksanaan CBSA dalam pembelajaran.
  6. Untuk menjabarkan strategi agar peserta didik terlibat secara langsung dalam pembelajaran.
  7. Untuk menjelaskan contoh cara pembelajaran aktif.
  8. Untuk menjelaskan konsekuensi penggunaan pembelajaran aktif (pembelaran berpusat pada siswa).



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian CBSA.
Siswa belajar secara aktif ketika mereka terlibat secara terus-menerus, baik mental maupun fisik. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya dalam bentuk kegiatan membaca, mendengarkan, menulis, meragakan, dan mengukur. Sedangkan contoh kegiatan psiskis seperti mengingat kembali isi pelajaran pertemuan sebelumnya, menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain, serta kegiatan mental lainnya. Dan yang terpenting adalah adanya keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran aktif itu perlu semangat hidup, giat, berkesinambungan, kuat dan efektif. Selain itu, pembelajaran aktif melibatkan pembelajaran yang terjadi ketika siswa bersemangat, siap secara mental, dan bisa memahami pengalaman yang dialami.
Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan CBSA adalah anutan pembelajaran yang mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual-emosional siswa dalam pembelajaran, dengan melibatkan fisik siswa apabila diperlukan. Pelibatan intelektual-emosional/ fisik siswa serta optimalisasi dalam pembelajaran, diarahkan untuk membelajarkan siswa bagaimana belajar memperoleh dan memproses perolehan belajarnya tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai.

B.     Karakteristik, Inti dan Kerangka CBSA.
Pembelajaran yang mengajak siswa untuk aktif, akan tampak ketika sebuah pembelajaran benar-benar menunjukan orientasinya pada peserta didiknya. Dan akan berlaku sebaliknya apabila arah pembelajaran tersebut berorientasi kepada guru.
Raka Joni (1992: 19-20) ( dalam buku Belajar & Pembelajaran karya Dimyati & Mudjiono) mengungkapakan bahwa pembelajaran yang ber-CBSA dengan baik mempunyai karakteristik sebagai berikut:
  1. Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa.
Menunjukan bahwa siswa berperan aktif dalam mengembangkan cara-cara balajar mandiri, siswa berperan serta pada perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses belajar, pengalaman siswa lebih diutamakan dalam memutuskan titik tolak kegiatan.
  1.  Guru adalah pembimbing dalam terjadinya pengalaman belajar.
Guru bukan satu-satunya sumber informasi, guru merupakan salah satu sumber belajar, yang memberikan peluang bagi siswa agar dapat memperoleh pengetahuan/ keterampilan melalui usaha sendiri, dapat mengembangkan motivasi dari dalam dirinya, dan dapat mengembangkan untuk membuat suatu karya.

  1. Tujuan pembelajaran tidak hanya untuk sekedar mengejar standart akademis.
Selain pencapaian standar akademis, kegiatan ditekankan untuk mengembangkan kemampuan siswa secara utuh dan setimbang.

  1. Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih  menekankan pada kreativitas siswa dan memperhatikan kemajuan siswa untuk menguasai konsep-konsep dengan mantap.

  1. Penilaian.
Penilaian dilaksanakan untuk mengamati dan mengukur kegiatan dan kemajuan siswa, serta megukur berbagai keterampilan yang dikembangkan, misalnya keterampilan berbahasa, keterampilan sosial, keterampilan matematika, dan keterampilan proses dalam IPA dan keterampilan lainnya, serta mengukur hasil belajar siswa.
Sementara itu, Mc Kearchie mengemukakan 7 dimensi proses pembelajaran yang menunjukan kadar CBSA. Adapun dimensinya meliputi:
  1. Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran.
  2. Tekanan pada aspek afektif dalam belajar.
  3. Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antar siswa.
  4. Kekohesifan (kekompakan) kelas sebagai kelompok.
  5. Kebebasan/ kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengambil keputusan-keputusan penting dalam kehidupan sekolah.
  6. Jumlah waktu yang digunakan untuk menanggulangi masalah pribadi siswa, baik yang berhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan sekolah/ pembelajaran.
Sedangkan Yamamoto meninjau bahwa apakah suatu proses menunjukan CBSA, dapat dilihat dari segi kesadaran siswa dan guru yang terlibat di dalamnya. Ia menambahkan bahwa proses pembelajaran akan optimal terjadi apabila siswa yang belajar ataupun guru yang membelajarkan memiliki kesadaran dan kesengajaan terlibat dalam proses pembelajaran sehingga akan memunculkan berbagai interaksi pembelajaran.
Pendidik hendaknya juga menyadari bahwa peserta didik memiliki berbagai cara belajar. Beberapa peserta didik paling baik belajar dengan cara melihat orang lain melakukannya. Biasanya, mereka secara hati-hati mengurutkan presentasi informasi. Mereka lebih senang mencatat apa yang pengajar katakan. Selama pelajaran, mereka cenderung tenang dan jarang terganggu oleh suara. Peserta didik yang visual kebalikan dari peserta didik yang bersifat auditory, yang sering kali tidak terganggu melihat apa yang pengajar lakukan, atau tidak tertarik membuat catatan. Mereka benar-benar ada pada kemampuannya untuk mendengar dan mengingat. Selama pelajaran mereka biasanya aktif bercakap-cakap dan dengan mudah terganggu oleh suara. Sedangkan peserta didik yang bersifat kinestetik adalah menguatkan belajar dengan terlibat secara langsung dalam aktivitas. Mereka cenderung pada gerak hati, dengan sedikit sabar. Selama pelajaran berlangsung, mereka mungkin gelisah kecuali mereka dapat bergerak dan melakukannya. Pendekatan mereka untuk belajar dapat terjadi secara acak dan random.
Tentu saja, beberapa orang termasuk pada satu jenis pelajar tersebut. Maka pengajar harus memperhatikan perubahan-perubahan yang ada pada gaya belajar peserta didik. Bruner menekankan bahwa reciprocity diperlukan bagi kelompok untuk mencapai tujuan, kemudian terdapat proses yang menyebabkan individu terlibat dalam belajar, mengantarkannya pada kemampuan yang diperlukan dalam menyusun kelompok (Bruner, 1986) (dalam buku Active Learning karya Silberman Mel). Peserta didik akan lebih tertarik belajar karena mereka melakukannya dengan teman-teman sekelas mereka. Sekali terlibat, mereka juga perlu untuk bercakap-cakap mengenai apa yang mereka alami dengan yang lain, yang mengarahkan pada hubungan selanjutnya.
Aktivitas kolaboratif membantu mengarahkan belajar aktif. Meskipun belajar independen dan kelas penuh instruksi juga mendorong belajar aktif, kemampuan untuk mengajar melalui aktivitas kerja kolaboratif  dalam kelompok kecil akan memungkinkan guru untuk mempromosikan belajar aktif dengan cara khusus. Apa yang peserta didik diskusikan dengan yang lain dan apa yang peserta didik ajarkan pada yang lain menyebabkan dia memperoleh pemahaman dan menguasai cara belajar. Salah satu cara untuk memfasilitasi belajar aktif dalam kelompok kecil adalah memberikan tugas-tugas pada anggota kelompok seperti pemimpin, fasilitator, pengatur waktu, perekam, pembicara, pengamat proses atau manajer materi.
Lingkungan fisik dalam ruang kelas juga dapat menjadikan belajar aktif. Dekorasi interior dari belajar aktif adalah menyenangkan dan menantang. Dalam beberapa hal, mebelair dapat diatur untuk membentuk susunan yang berbeda-beda. Lingkungan belajar aktif adalah tempat dimana kebutuhan, harapan dan perhatian peserta didik mempengaruhi rencana pembelajaran pengajar.
Diskusi kelas berperan sangat penting dalam belajar aktif. Dengan mendengarkan keluasan pandangan menantang peran peserta. Pengajar selama diskusi kelompok berperan memfasilitasi jalannya komentar dari kelompok. Sekalipun itu tidak perlu untuk menyela setelah setiap siswa berbicara, secara periodik membantu kelompok agar kontribusi mereka dapat bermanfaat.
Aktivitas pengalaman betul-betul membantu membuat belajar aktif. Aktivitas semacam itu secara khusus melibatkan bermain peran, games, simulasi, dan tugas problem solving. Seringkali jauh lebih baik bagi peserta didik untuk mengalami sesuatu dari pada sekedar mendengarkan dan membicarakannya.
Dengan menggunakan teknik-teknik belajar aktif cenderung mengurangi problem manajemen kelas yang sering kali mengganggu pengajar yang betul- betul merasa berat pada ceramah dan diskusi kelompok besar.  Pada intinya metode atau teknik apapun yang nantinya digunakan oleh guru, belajar aktif memerlukan waktu. Oleh karena itu, penting bahwa tidak ada waktu yang terbuang .

C.    Keunggulan Penggunaan CBSA dalam Pembelajaran.
Dengan semakin berkembangnya zaman, maka menghendaki sebuah pendidikan seumur hidup. Yang kemudian memunculkan pertanyaan tentang bagaimana cara agar siswa mampu memperoleh dan meresapkan pengetahuan , keterampilan dan sikap menjadi kebutuhannya. Bertolak dari pemikiran tersebut maka perlulah sebuah pembelajaran aktif yang harus segera terpenuhi.
Dengan penerapan CBSA, siswa akan mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimilikinya secara penuh, menyadari dan dapat menggunakan potensi sumber belajar yang terdapat di sekitarnya. Selain itu, siswa akan lebih terlatih untuk berprakarsa, berpikir secara teratur, kritis, dan dapat menyelesaikan masalah sehari-hari, serta lebih terampil dalam menggali, menjelajah, mencari, dan mengembangkan informasi yang bermakna baginya.
Di sisi lain, dengan penerapan CBSA, guru dapat bekerja professional, mengajar secara sistematis, dan berdasarkan prinsip didaktik metodik yang berdaya guna dan berhasil guna (efektif dan efisien). Artinya, guru dapat merekayasa sistem pembelajaran yang mereka laksanakan secara sistematis. Sehingga, lambat laun penerapan CBSA pada gilirannya akan mencetak guru-guru yang potensial dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan alam dan sosial budaya.

D.    Rambu-Rambu Penyelenggaraan CBSA.
Yang dimaksud rambu-rambu CBSA adalah gejala-gejala yang tampak pada perilaku siswa dan guru baik dalam program maupun dalam proses pembelajaran. Rambu-rambu yang dimaksud, yaitu:
  1. Kuantitas dan kualitas pengalaman yang membelajarkan, meliputi antara lain:
    1. Kuantitas dan kualitas aktivitas yang melibatkan siswa untuk belajar langsung dari pengalaman belajar yang diciptakan.
    2. Kuantitas dan kualitas bahan pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar kepada siswa untuk memperoleh dan menemukan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan.
    3. Prakarsa dan keberanian siswa dalam mewujudkan minat, keinginan, dan dorongan-dorongan yang ada pada dirinya, meliputi antara lain:
      1. Kuantitas dan kualitas usul dan saran dari siswa terhadap bentuk kegiatan belajar yang diminati.
      2. Kuantitas dan kualitas usul dan saran dari siswa terhadap prosedur kegiatan belajar.
      3. Kuantitas dan kualitas usul dan saran siswa terhadap topik-topik pembahasan.
      4. Prakarsa siswa dalam menentukan kelompok kerja.
      5. Prakarsa siswa dalam mengusulkan sumber-sumber belajar yang akan dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.
      6. Keberanian dan keinginan siswa untuk ikut serta dalam proses pembelajaran, meliputi antara lain:
        1. Kesediaan siswa dalam mencari dan menyediaka sumber belajar yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
        2. Kesediaan siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang ada dalam proses pembelajaran.
        3. Kuantitas dan kualitas untuk berbuat dan menghasilkan lebih dari pada yang diharapkan.
        4. Usaha dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran, meliputi antara lain:
          1. Kuantitas dan kualitas usaha yang dilakukan siswa dalam mencari dan menemukan sumber-sumber belajara yang ditentukan.
          2. Kauntitas dan kualitas yang diajukan siswa dalam memecahkan permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran.
          3. Keberanian siswa untuk memilih cara kerja yang berbeda dari cara kerja yang telah ditentukan guru.
          4. Keingintahuan yang ada pada diri siswa, meliputi antara lain:
            1. Kuantitas dan kualitas pertanyaan yang diajukan kepada guru.
            2. Kuantitas dan kualitas pertanyaan yang menyimpang dari topik bahasan.
            3. Kuantitas dan kualitas pertanyaan yang mengarah kepada penjelasan masalah-masalah yang ada pada topik.
            4. Rasa lapang dan bebas yang ada pada diri siswa meliputi antara lain:
              1. Sebaran siswa yang mengemukakan usul dan saran.
              2. Kuantitas dan kualitas respon guru terhadap usul dan saran siswa.
              3. Penerimaan guru terhadap usul dan saran yang menyimpang.
            5. Kuantitas dan kualitas usaha yang dilakukan guru dalam membina dan mendorong kreativitas siswa, meliputi antara lain:
              1. Kuantitas dan kualitas yang diberikan oleh guru atas pertanyaan dan jawaban siswa.
              2. Kuantitas kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan secara tuntas.
            6. Kualitas guru sebagai motivator dan fasilitator, meliputi antara lain:
              1. Kuantitas dan kualitas sumber belajar baru yang disediakan oleh guru.
              2. Kemauan guru menyediakan sumber-sumber belajar yang dibutuhkan siswa dalam belajar.
              3. Kemauan dan kesediaan guru dalam membantu siswa yang membutuhkan.
              4. Kuantitas dan kualitas guru dalam menggunakan cara pembelajaran yang baru.
            7. Tingkat sikap guru yang tidak mendominasi dalam proses pembelajaran, meliputi antara lain:
              1. Kuantitas dalam menentukan bentuk dan jenis kegiatan belajar yang dilakuan oleh guru.
              2. Kuantitas jawaban yang diberikan oleh guru dalam menjawab pertanyaan siswa.

  1. Kuantitas dan kualitas metode dan media yang dimanfaatkan guru dalam proses pembelajaran, meliputi antara lain:
    1. Fleksibilitas penerapan strategi dan metode pengajaran.
    2. Kuantitas jenis media yang digunakan.
    3. Jenis-jenis kegiatan/ keterampilan yang dilibaatkan dalam penggunaan media.
    4. Keterkaitan guru terhadap program pembelajaran, meliputi antara lain:
      1. Keterampilan guru terhadap tujuan yang dirumuskan dalam program pembelajaran.
      2. Keterikatan guru terhadap prosedur pembelajaran yang ditetapkan dalam program pembelajaran.
      3. Keterikatan guru terhadap sumber belajar yang telah ditetapkan dalam program pembelajaran.
      4. Variasi interaksi guru-siswa dalam proses pembelajaran, meliputi antara lain:
        1. Kuantitas interaksi searah guru-siswa.
        2. Kuantitas interaksi dua arah guru-siswa.
        3. Kuantitas interaksi dua arah guru-siswa dan siswa-siswa.
        4. Kuantitas interaksi multi arah guru-siswa.
        5. Kegiatan dan kegembiraan siswa dalam belajar, meliputi antara lain:
          1. Kuantitas siswa yang mencatat inforamasi/ pesan yang disajikan guru.
          2. Kuantitas siswa yang mengganggu belajar siswa lain.
Rambu-rambu tersebut, nantinya dapat digunakan untuk mengetahui kadar ke-CBSA-an suatu proses pembelajan apabila dirumuskan kembali ke dalam bentuk panduan observasi/ instrument yang lain.

E.     Penerapan dan Langkah-Langkah Pelaksanaan CBSA.
Dalam sebuah pembelajaran, agar seorang guru mampu menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang memiliki kadar CBSA yang tinggi, maka dalam memilih pembelajaran dan menentukan teknik pembelajaran atau sistem penyampaian, hendaknya benar-benar mempertimbangkan kemanfaatan dari teknik pembelajaran yang dipilihnya. Teknik pembelajaran yang dapat diartikan sebagai prosedur rutin atau suatu cara yang telah ditentukan sebelumnya untuk menyampaikan pesan dengan bahan, alat, latar, dan orang (AECT, 1986: 196) (dalam buku Belajar & Pembelajaran karya Dimyati & Mudjiono), pada akhirnya membentuk sistem instruksional. Oleh karena pentingnya teknik pembelajaran ini, maka pemanfaatan teknik belajar hendaknya bersesuiaian dengan karakteristik , baik karakteristik guru, karakteristik tujuan, karakteristik mata pelajaran/ bidang studi, dan karakteristik bahan dan alat pembelajaran.
Pemilihan teknik pembelajaran yang sesuai dengan faktor-faktor penentu kegiatan pembelajaran, akan membantu guru mengetahui kemanfaatannya dalam meningkatkan kadar CBSA. Pengetahuan guru tentang kemanfaatan ketepatan pemilihan teknik pembelajaran akan mengarahkan guru kepada kesadaran perlunya menyempurnakan dirinya sendiri, sehingga mampu menjadi katalisator yang semakin meningkat kemampuannya.
Dengan meningkatnya kemampuan guru sebagai katalisator dalam kegiatan pembelajaran, meningkat pulalah kadar CBSA dalam pembelajaran yang diselenggarakannya. Kadar CBSA dalam suatu proses pembelajaran terlihat sejak guru membuat persiapan pembelajaran, yakni pada jabaran kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru maupun siswa.
Dalam pelaksanaannya, CBSA merujuk pada langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Pemanasan.
Pemanasan dimulai dengan saling menyumbang pikiran/ brainstorming tentang gambaran mental yang dimiliki subjek didik tentang topik yang dipelajari. Bila topik ini baru, maka harus ada pengalaman langsung yang dapat menjembataninya.
Penghayatan pengalaman ini untuk subjek didik pada tingkat rendah SD dapat dilaksanakan secara nyata. Disamping pengalaman ini diperlukan secara esensial sebagai jembatan mengarah kepada titik tolak yang sama dalam melibatkan subjek secara mental, emosional dan fisik sekaligus  merupakan usaha melihat lingkup (konteks) permasalahan.

  1. Pengamatan (observasi).
Penggunaan indera diperlukan untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin. Untuk itu, perlu diketahui bahwa belahan otak sebelah kanan memiliki fungsi imajinasi yang perlu dikembangkan dan belahan otak sebelah kiri terutama memiliki kemungkinan untuk persepsi kognitif dalam perolehan pengetahuan dan memorasinya. Apa yang terjadi di proses belajar mengajar konvensional pada umumnya adalah pemberatan pada berfungsinya otak sebelah kiri.
Usaha perlu dilakukan untuk mengurangi hal tersebut dengan mengurangi penginderaan kata-kata verbal dan lebih meragakan melalui gambar, action ataupun realitas sebenarnya. Yang harus dicapai adalah pengamatan yang relevan. Dengan begitu, keseimbangan dua belahan otak harus selalu dijaga kondisinya dalam menyerap berbagai pengalaman belajar.

  1. Interpretasi dan Pengamatan.
Mencatat ciri khas dari sebuah objek, perkembangan atau kejadian untuk menghubungi pengamatan yang satu dengan pengamatan yang lain, itu merupakan pola-pola yang harus dideteksi dalam sebuah rangkaian observasi. Penemuan pola itu adalah basis untuk menemukan maksud hubungan dan menyarankan kesimpulan (mungkin kejadian tertentu hasil dari kejadian lain).

  1. Peramalan.
Pola dan hubungan yang sudah diamati digunakan untuk meramalkan kejadian yang belum diamati. Suatu ramalan adalah suatu terkaan bila tidak didasarkan pada hubungan yang diketahui ada melalui observasi hari ini atau pada masa yang lalu. Subjek didik haru dibantu membedakan ramalan dan terkaan. Harus ada alasan untuk suatu ramalan yang didasarkan pada observasi. Jadi, proses peramalan bertumpu dari penalaran terhadap observasi.
  1. Aplikasi konsep.
Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru atau menggunakan pengalaman baru sebagaimana timbul dalam usaha penterjemahan apa adanya.
Setiap penjelasan harus dianggap tentatif yang harus dikonfirmasikan kembali. Kalau pembuktiannya tidak jelas, maka harus dianggap suatu hipotesis. Sering ada beberapa alternatif hipotesis untuk disarankan, yang semuanya dapat diterapkan pembuktiannya. Ini yang harus disadari oleh subjek didik dalam mencocokan kembali kebenaran hipotesis itu.

  1. Perencanaan penelitian.
Perencanaan penelitian bertolak dari pertanyaan apa yang harus dijawab secara jelas, hipotesis apa yang mau dicoba atau apa yang dicobakan. Kejelasan ini mampu melihatkan empirik atau penyajian nilai adalah bagian dari perencanaan penilaian. Proses ini juga mencakup mengidentifikasi variabel mana yang perlu diubah atau bisa tetap dipertahankan. Juga mencakup perencanaan observasi dan uraian apa yang akan dipakai. Cara pemakaiannya adalah untuk menentukan hasil penilaian.

  1. Komunikasi.
Proses ini dikaitkan erat dengan cara subjek didik belajar mengkomunikasikan kata atau objek dipikirkan perlakuaannya, membutuhkan gambaran ide maupun situasi nyata. Kata-kata itu baru menyertai pelajaran bila ide sudah dihargai. Komunikasi ini tidak hanya verbal tetapi juga melalui grafik, chart dan tabel dalam mengatur informasi atau penyampaian hasil observasi sehingga polanya kelihatan dan kesimpulan bisa ditarik.



F.     Strategi agar Peserta Didik Terlibat Langsung dalam Pembelajaran.
Cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal pembelajaran adalah dengan menggunakan strategi-strategi yang tepat. Strategi tersebut hendaknya membuat para peserta terlibat dalam materi dengan segera guna membangun minat, membangkitkan keingintahuan dan menstimulasi pikiran. Pada saat awal pengajaran aktif, ada tiga tujuan penting yang harus dicapai. Arti penting tujuan tersebut hendaknya tidak diabaikan, walaupun pelajaran hanya berakhir satu sesi. Tujuan- tujuan tersebut antara lain:
  1. Membangun Tim (Team Building) : bantulah peserta didik menjadi kenal satu sama lain dan ciptakan semangat kerja sama.
  2. Penegasan: pelajarilah sikap, pengetahuan, pengalaman para peserta didik.
  3. Keterlibatab belajar seketika: bangkitkan minat awal pada mata pelajaran.
Semua tujuan ini, ketika tercapai akan membantu mengembangkan lingkungan belajar yang melibatkan peserta didik, mengembangkan kemauan mereka untuk berperan serta dalam pengajaran aktif, dan menciptakan norma-norma ruang kelas yang positif.
Dapat diketahui bahwa peserta didik tidak akan berhasil dalam pembelajaran apabila otak atau “komputer” mereka tidak bekerja. Banyak kesalahan yang dibuat oleh pendidik yaitu dengan mengajar “terlalu dini,” sebelum para peserta didik siap secara mental. Strategi berikut akan memperbaiki kecenderungan tersebut, yaitu dengan:
  1. Berbagi Pengetahuan Secara Aktif.
Strategi ini adalah cara yang bagus untuk melibatkan peserta dengan segera ke dalam materi pelatihan. Cara ini juga dapat digunakan untuk menilai tingkatan pengetahuan peserta didik dan untuk membantu pembentukan kelompok. Cara ini dapat digunakan untuk materi apapun dan kelompok apapun.

  1. Rotasi Pertukaran trio.
Cara ini merupakan cara mendalam bagi peserta didik untuk mendiskusikan masalah dengan peserta didik lainnya. Pertukaran ini dapat dengan mudah disesuaikan dengan materi pembelajaran.

  1. Menuju posisi.
Cara ini merupakan cara yang terkenal untuk menggabungkan gerakan fisik pada awal pelatihan. Teknik ini cukup fleksibel digunakan dalam berbagai aktivitas yang dideasain untuk menstimulasi ketertarikan awal terhadap topik pembelajaran.

  1. Membuat Iklim Belajar Menjadi Menyenangkan.
Cara ini adalah dengan menciptakan iklim yang menyenangkan, dan informal dengan mengajak para peserta untuk memahami materi dengan menggunakan humor. Strategi ini dapat mencapai iklim tersebut dan pada saat bersamaan membuat para peserta didik berpikir.

  1. Pertukaran Sudut Pandang.
Kegiatan ini dapat digunakan untuk menstimulasi keterlibatan peserta dengan segera terhadap materi pembelajaran. Kegiatan ini juga mendorong para peserta didik untuk menjadi pendengar yang baik dan mempertimbangkan sudut pandang yang beragam.

  1. Bertanya Benar atau Salah.
Kegiatan kolaboratif ini menstimulasi keterlibatan terhadap materi pembelajara dengan segera. Kegiatan ini juga mendukung team building, berbagi pengetahuan dan pembelajaran langsung.

  1. Hangman.
Hangman merupakan cara interaktif dan menyenangkan untuk memperkenalkan sesi pelatihan yang mencakup banyak informasi. Cara ini akan menghemat waktu yang diperlukan untuk mengisi rincian setelah permainan, serta dapat membangkitkan minat dan diskusi peserta didik. Tingkat persaingan dalam teknik ini akan meningkatkan minat peserta didik dalam mempelajari jawaban.

  1. Ambil Bagian dalam Pelatihan.
Kegiatan ini menyediakan cara bagi peserta didik untuk memikirkan tentang bagaimana menerima tanggung jawab atas pembelajaran yang aktif.

G.    Contoh Cara Pembelajaran Aktif.
  1. Mengacu pada Tujuan.
Kalau guru bisa menjelaskan tujuan pembelajaran dengan jelas, maka siswa akan mengerti dan bisa menghubungkan tujuan tersebut dengan hasil yang akan mereka peroleh dari pembelajaran itu. Hal ini adalah langkah pertama yang sangat penting saat memulai pelajaran. Siswa perlu merasa bahwa mereka adalah bagian dari proses pembelajaran. Untuk memfasilitasi hal ini, setiap rencana pembelajaran menyertakan satu sesi yang disebut Tujuan Pembelajaran Terukur, yang merangkum tujuan-tujuan pembelajaran, yang kemudian dijelaskan pada siswa, dan satu sesi di akhir pelajaran yang disebut refleksi pemikiran mendalam, yang menyertakan saran untuk membantu siswa merefleksikan kembali pengalaman yang mereka peroleh untuk mengukur ketercapaian tujuan dan mengetahui apakah mereka mengalami flow selama pembelajaran berlangsung.

  1. Melibatkan Siswa.
Secara intuisi, sebenarnya guru telah mengetahui bahwa untuk membuat pembelajaran lebih bermakna, siswa harus menggunakan lebih banyak energi mental dan emosional. Maka kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan secara matang diharapkan dapat membantu siswa tetap siaga terpikat secara mental untuk terlibat dalam pembelajaran.

  1. Menggunakan Seni, Gerakan, dan Indera.
Strategi pelajaran dirancang untuk mengaktifkan kelima panca indera untuk bisa melibatkan siswa secara penuh. Seni adalah cara yang ideal untuk mengaktifkan beragam indera, mendorong rasa kebersamaan siswa, menyediakan sarana ganda untuk menemukan dan mengekspresikan makna, membangun rasa percaya diri dan antusiasme belajar, dan menguatkan kemampuan dasar kecerdasan: kognitif, emosional, perhatian atau attentional, dan motorik (Sylwestern 2004; Jensen 2001) (dalam buku Pembelajaran Aktif karangan Pat Hollingsworth & Gina Lewis). Dan sejumlah pelajaran  juga menggunakan strategi gerakan fisik untuk melibatkan siswa.

  1. Meragamkan Langkah Kegiatan.
Untuk menjaga agar pikiran selalu siaga, maka perlu meragamkan langkah dan jenis kegiatan. Setiap kegiatan menyediakan ide-ide untuk merubah langkah, dan setiap pelajaran disiapkan untuk bisa diadaptasikan, mudah dalam menambahkan ide untuk meragamkan pembelajaran. Pembelajaran aktif bisa bersifat mental maupun fisik. Merubah model kerja siswa dari kerja kelompok besar menjadi kerja individual atau menjadi kelompok kecil adalah salah satu cara yang mudah dan efektif untuk meragamkan langkah mental.


H.    Konsekuensi Pembelajaran Aktif (Pembelaran Berpusat pada Siswa).
Peningkatan kadar CBSA dalam sebuah proses pembelajaran berarti pula mengarahkan proses pembelajaran yang berorientasi pada siswa atau dengan kata lain menciptakan pembelajaran berdasarkan siswa (Student Based Instruction).
Terdapat beberapa konsekuensi yang harus diterima dari adanya pembelajaran aktif (berpusat/ berdasarkan siswa), (Gale, 1975: 204) (dalam buku Belajar & Pembelajaran karya Dimyati & Mudjiono), meliputi:
  1. Guru menjadi seorang pengelola (manager) dan perancang (designer) dari pengalaman belajar.
  2. Guru dan siswa menerima peran kerja sama (partnership).
  3. Bahan-bahan pembelajaran dipilih berdasarkan kelayakannya.
  4. Penting untuk melakukan identifikasi dan penuntasan syarat-syarat belajar (learning requirements).
  5. Siswa dilibatkan dalam pembelajaran.
  6. Tujuan ditulis secara jelas.
  7. Semua tujuan diukur/ dites.
Adanya konsekuensi dari penerapan pembelajaran berdasarkan siswa, yang akan dapat meningkatkan kadar CBSA dalam suatu proses pembelajaran. Yang lebih jauh akan menuntut guru:
  1. Memiliki khasanah pengetahuan yang luas tentang teknik/ cara penyampaian atau sistem penyampaian.
  2. Memiliki kriteria tertentu untuk memilih sistem penyampaian yang tepat untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran.



BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
  1. Pendekatan CBSA adalah anutan pembelajaran yang mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual-emosional siswa dalam pembelajaran, dengan melibatkan fisik siswa apabila diperlukan.

  1. Pembelajaran yang ber-CBSA dengan baik mempunyai karakteristik sebagai berikut:
    1. Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa.
    2. Guru adalah pembimbing dalam terjadinya pengalaman belajar.
    3. Tujuan pembelajaran tidak hanya untuk sekedar mengejar standart akademis.
    4. Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih  menekankan pada kreativitas siswa dan memperhatikan kemajuan siswa untuk menguasai konsep-konsep dengan mantap.
    5. Adanya penilaian yang objektif.

  1. Keunggulan CBSA yaitu:
  2. Siswa akan mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimilikinya secara penuh, menyadari dan dapat menggunakan potensi sumber belajar yang terdapat di sekitarnya.
  3. Siswa akan lebih terlatih untuk berprakarsa, berpikir secara teratur, kritis, dan dapat menyelesaikan masalah sehari-hari, serta lebih terampil dalam menggali, menjelajah, mencari, dan mengembangkan informasi yang bermakna baginya.
  4. Guru dapat bekerja professional, mengajar secara sistematis, dan berdasarkan prinsip didaktik metodik yang berdaya guna dan berhasil guna (efektif dan efisien).
  1. Rambu-rambu penggunaan CBSA, yaitu:
  2. Kuantitas dan kualitas pengalaman yang membelajarkan.
  3. Prakarsa dan keberanian siswa dalam mewujudkan minat, keinginan, dan dorongan-dorongan yang ada pada dirinya.
  4. Keberanian dan keinginan siswa untuk ikut serta dalam proses pembelajaran.
  5. Usaha dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran.
  6. Keingintahuan yang ada pada diri siswa.
  7. Rasa lapang dan bebas yang ada pada diri siswa.
  8. Kuantitas dan kualitas usaha yang dilakukan guru dalam membina dan mendorong kreativitas siswa.
  9. Kualitas guru sebagai motivator dan fasilitator.
  10. Tingkat sikap guru yang tidak mendominasi dalam proses pembelajaran.
  11. Kuantitas dan kualitas metode dan media yang dimanfaatkan guru dalam proses pembelajaran.
  12. Keterkaitan guru terhadap program pembelajaran.
  13. Variasi interaksi guru-siswa dalam proses pembelajaran.
  14. Kegiatan dan kegembiraan siswa dalam belajar.

  1. Penerapan CBSA yaitu dengan pemilihan teknik pembelajaran yang sesuai dengan faktor-faktor penentu kegiatan pembelajaran, yang akan membantu guru mengetahui kemanfaatannya dalam meningkatkan kadar CBSA. Dengan meningkatkan kemampuan guru sebagai katalisator dalam kegiatan pembelajaran. Kadar CBSA dalam suatu proses pembelajaran terlihat sejak guru membuat persiapan pembelajaran, yakni pada jabaran kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru maupun siswa.
Dalam pelaksanaannya, CBSA merujuk pada langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Pemanasan.
  2. Pengamatan (observasi).
  3. Interpretasi dan Pengamatan.
  4. Peramalan.
  5. Aplikasi konsep.
  6. Perncanaan penelitian.
  7. Komunikasi.

  1. Strategi untuk membuat siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, yaitu dengan:
  2. Berbagi Pengetahuan Secara Aktif.
  3. Rotasi Pertukaran trio.
  4. Menuju posisi.
  5. Membuat Iklim Belajar Menjadi Menyenangkan.
  6. Pertukaran Sudut Pandang.
  7. Bertanya benar atau salah.
  8. Hangman.
  9. Ambil Bagian dalam Pelatihan.

  1. Contoh cara pembelajaran aktif, meliputi:
  2. Dengan mengajak siswa mengacu pada Tujuan.
  3. Melibatkan Siswa.
  4. Menggunakan Seni, Gerakan, dan Indera.
  5. Meragamkan Langkah Kegiatan.

  1. Konsekuensi yang harus diterima dari adanya pembelajaran aktif (berpusat/ berdasarkan siswa, meliputi:
  2. Guru menjadi seorang pengelola (manager) dan perancang (designer) dari pengalaman belajar.
  3. Guru dan siswa menerima peran kerja sama (partnership).
  4. Bahan-bahan pembelajaran dipilih berdasarkan kelayakannya.
  5. Penting untuk melakukan identifikasi dan penuntasan syarat-syarat belajar (learning requirements).
  6. Siswa dilibatkan dalam pembelajaran.
  7. Tujuan ditulis secara jelas.
  8. Semua tujuan diukur/dites.

Dan lebih jauh akan menuntut guru:
  1. Memiliki khasanah pengetahuan yang luas tentang teknik/ cara penyampaian atau sistem penyampaian.
  2. Memiliki kriteria tertentu untuk memilih sistem penyampaian yang tepat untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran.

B.     SARAN
Perwujudan kreativitas subjek didik perlu untuk mencapai perkembangan tertinggi yang dimiliki oleh manusia. Sehingga nantinya mampu membangun dirinya sendiri dan berperan dalam pembangunan bangsanya. Maka memerlukan suasana belajar yang mengedepankan keaktifan dari peserta didiknya.
Dengan bekal tersebut diharapkan peserta didik akan memiliki kesadaran terhadap tujuan hidupnya, apa yang diharapkan dari padanya sesuai dengan kemampuan dan minatnya dan sebagaimana cara ia memainkan perannya itu. Upaya ini akan mencerminkan pertumbuhan dan keterlibatan dengan pembangunan bangsanya dan perwujudan dirinya menjadai manusia yang kreatif dan mandiri.